Definisi Kopi
Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan
dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komoditas di dunia yang
dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara
umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea
arabica).
Sejarah Kopi
Kata kopi berasal dari bahasa Arab : قهوة dibaca qahwah yang
artinya kekuatan, karena pada awal ditemukan kopi digunakan sebagai makanan
berenergi tinggi. Kata qahwah kemudian diubah menjadi kahveh yang
berasal dari bahasa Turki dan kemudian diubah lagi menjadi koffie.
Dalam bahasa Belanda Penggunaan kata koffie langsung diartikan
ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang hingga saat ini dikenal dengan
nama kopi.
Penemuan biji kopi sekitar tahun 800 Sebelum Masehi ada pendapat
lain mengatakan jika tahun 850 Masehi. Pada saat itu, banyak orang di Benua
Afrika, terutama orang dari bangsa Etiopia, yang mengonsumsi biji kopi yang
dicampurkan dengan lemak hewan dan anggur untuk memenuhi kebutuhan protein dan
energi tubuh. Penemuan kopi sendiri terjadi secara tidak sengaja ketika
penggembala bernama Khalid seorang dari Abyssinia, mengamati kawanan kambing
gembalaannya yang tetap terjaga bahkan setelah matahari terbenam setelah
memakan sejenis buah berry. Ia pun mencoba memasak dan memakannya. Kebiasaan
ini kemudian terus berkembang dan menyebar ke berbagai negara di Afrika, namun
metode penyajiannya masih menggunkan metode konvensional. Barulah
beberapa ratus tahun kemudian biji kopi ini dibawa melewati Laut Merah dan tiba
di Negara Arab dengan metode penyajian yang jauh lebih maju.
Sejarah Penyebaran Kopi Di Arab
Bangsa Arab yang memiliki peradaban yang jauh lebih maju daripada
bangsa Afrika pada saat itu, tidak hanya memasak biji kopi, tetapi juga direbus
untuk diambil sarinya Pada abad ke-13, umat Muslim banyak mengonsumsi minuman
kopi ini agar ibadah tetap terjaga.
Kepopuleran kopi pun turut meningkat seiring dengan penyebaran
agama Islam pada saat itu hingga mencapai daerah Afrika Utara, Mediterania dan
Negara India. Pada masa ini, belum ada budidaya tanaman kopi di luar daerah
Arab karena bangsa Arab selalu mengekspor biji kopi yang infertil (tidak
subur) dengan cara memasak dan mengeringkannya (coffee bean) terlebih
dahulu. Hal ini menyebabkan budidaya tanaman kopi tidak memungkinkan. Barulah
pada tahun sekitar 1600-an, seorang peziarah dari negara India bernama Baba
Budan berhasil membawa biji kopi fertil keluar dari kota Mekah
dan menumbuhkannya di berbagai daerah di luar Arab. Dan hingga kini tumbuhan
kopi menyebar di seluruh pelosok dunia.
Sejarah Penyebaran Kopi Di Eropa
Venesia adalah kota perdagangan kopi di era awal masuknya kopi di
Benua Eropa. Biji kopi dibawa masuk pertama kali ke Eropa secara resmi pada
tahun 1615 oleh seorang saudagar dari kota Venesia. Ia mendapatkan pasokan biji
kopi dari orang dari negara Turki, namun jumlah saat itu, jumlahnya tidaklah
mencukupi kebutuhan pasar, yang permintaannya sangat tinggi. Oleh kerena itu,
bangsa di Eropa mulai membudidayakan tanaman kopi. Bangsa Belanda adalah salah
satu negara Eropa pertama yang berhasil membudidayakannya pada tahun 1616.
Kemudian pada tahun 1690, biji kopi dibawa ke Pulau Jawa untuk dikultivasi secara
besar-besaran. Pada saat itu, Indonesia masih merupakan negara jajahan Belanda.
Pada sekitar tahun 1714-an, Raja Perancis Louis XIV menerima sumbangan pohon
kopi dari bangsa Belanda sebagai pelengkap koleksinya di Kebun Botani Royal
Paris, Jardin des Plantes. Pada saat yang sama, serorang angkatan laut bernama
Gabriel Mathieu di Clieu ingin membawa sebagian dari pohon tersebut untuk
dibawa ke Martinique. Akan tetapi, hal tersebut ditolak oleh Louis XIV dan
sebagai balasannya, ia memimpin sejumlah pasukan untuk menyelinap masuk ke dalam
Jardin des Plantes untuk mencuri tanaman kopi. Keberhasilan Gabriel Mathieu di
Clieu membawa tanaman kopi ke Martinik merupakan suatu pencapaian yang sangat
besar. Hal tersebut dikarenakan budidaya tanaman kopi di sana cukup baik. Hanya
dalam kurun waktu 50 tahun, telah terdapat kurang lebih 18 juta pohon kopi
dengan varietas yang beragam. Progeni inilah yang menjadi salah satu sumber
dari kekayaan jenis kopi di dunia.
Sejarah Penyebaran Kopi di Benua Amerika
Pada tahun 1727, pemerintah Brasil berinisiatif untuk menurunkan
harga pasaran kopi di daerahnya, karena pada saat itu kopi masih dijual dengan
harga mahal dan hanya bisa dinikmati oleh kalangan elit yang kaya raya. Oleh
karena itu, pemerintah Brasil mengirimkan agen khusus, Letnan Kolonel Francisco
de Melo Palheta, untuk menyelinap masuk ke Perancis dan membawa pulang beberapa
bibit kopi.
Perkebunan kopi di Perancis memiliki penjagaan yang sangat ketat
sehingga hal tersebut tidak memungkinkan. Palheta pun mencari jalan lain dengan
cara mendekati istri gubernur. Sebagai hasil kerja kerasnya, ia membawa pulang
sebuah buket berisi banyak bunga kopi yang diberikan oleh istri gubernur seusai
jamuan makan malam. Dari pucuk-pucuk inilah bangsa Brasil berhasil
membudidayakan kopi dalam skala yang sangat besar sehingga bisa dikonsumsi oleh
semua orang.
Sejarah Penyebaran Kopi di Indonesia
Pada era Tanam Paksa atau Cultuurstelsel (1830—1870)
masa penjajahan Belanda di Indonesia, pemerintah Belanda membuka sebuah
perkebunan komersial pada koloninya di Hindia Belanda, khususnya di pulau Jawa,
pulau Sumatera dan sebahagian Indonesia Timur. Jenis kopi yang dikembangkan di
Indonesia adalah kopi jenis Arabika yang didatangkan langsung dari Yaman. Pada
awalnya pemerintah Belanda menanam kopi di daerah sekitar Batavia (Jakarta),
Sukabumi, Bogor, Mandailing dan Sidikalang. Kopi juga ditanam di Jawa Timur,
Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatra, Sulawesi, Timor dan Flores.
Pada permulaan abad ke-20 perkebunan kopi di Indonesia mulai
terserang hama, yang hampir memusnahkan seluruh tanaman kopi. Akhirnya
pemerintah penjajahan Belanda sempat memutuskan untuk mencoba menggantinya
dengan jenis Kopi yang lebih kuat terhadap serangan penyakit yaitu kopi
Liberika dan Ekselsa. Namun didaerah Timor dan Flores yang pada saat itu berada
di bawah pemerintahan bangsa Portugis tidak terserang hama meskipun jenis kopi
yang dibudidayakan disana juga kopi Arabica.
Pemerintah Belanda kemudian menanam Kopi Liberika untuk
menanggulangi hama tersebut. Varietas ini tidak begitu lama populer dan juga
terserang hama. Kopi Liberika masih dapat ditemui di pulau Jawa, walau jarang
ditanam sebagai bahan produksi komersial. Biji kopi Liberika sedikit lebih
besar dari biji kopi Arabika dan kopi Robusta. sebenarnya, perkebunan kopi ini
tidak terserang hama, namun ada revolusi perkebunan dimana buruh perkebunan
kopi menebang seluruh perkebunan kopi di Jawa pada khususnya dan di seluruh
Indonesia pada umumnya. Tapi saat ini Indonesia menjadi Negara Penghasil Biji
Kopi Terbesar No. 3 di dunia.